Batuk merupakan refleks tubuh karena adanya benda asing yang mengganggu saluran pernafasan. Batuk juga dapat diakibatkan adanya infeksi atau iritasi. Refeks batuk terjadi untuk mengeluarkan dan membersihkan benda asing dari saluran pernafasan, dapat juga diakibatkan adanya rangsang mekanis dan kimia (asap, debu, gas dan bau), gangguan cuaca serta suhu dingin.
Penyakit batuk umumnya disebabkan radang pada saluran pernafasan atas karena adanya infeksi virus atau peningkatan mukus selama menderita selesma. Untuk itu batuk perlu segera ditanggani sebelum timbul penyakit yang lain. Pada batuk yang merupakan gejala penyakit selesma atau influenza maka pengobatan lebih untuk menekan gejala penyakit yang timbul.
Pemilihan cara penanganan batuk tergantung pada jenisnya. Batuk berdahak penanganannya menggunakan obat-obat golongan ekspektoran (Gliseril guaiakolat, Bromheksin) untuk meluruhkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Sedangkan batuk kering/tidak berdahak dipilih golongan obat antitusif (Dekstrometorfan HBr) yang dapat mengentikan rangsang batuk, menurunkan frekuensi dan intensitas batuk. Pengenalan akan jenis batuk akan membantu dalam pemiliha obat yang tepat.
Penggunaan obat tersebut juga dapat disertai dengan analgesik (mengurangi rasa nyeri), antiinflamasi (antiradang) dan antiseptik (pembunuh kuman). Dalam pengobatan rasional antibiotik hanya diberikan jika batuk yang terjadi ada tumpangan bakteri. Jika batuk tidak disebabkan oleh infeksi bakteri, maka penggunaan antibiotik tidak dibutuhkan. Kebanyakan batuk disebabkan oleh virus dan bersifat bersifat self-limiting (sembuh dengan sendirinya).
Selain penggunaan obat sintesis tersebut juga dilakukan beberapa cara supaya batuk tidak semakin memburuk seperti:
1. memberikan minuman hangat yang dapat menyamankan tenggorokan dan memancing keluarnya dahak
2. menghangatkan bagian dada dan leher dengan minyak kayu putih, balsam atau penghangat lain
3. hindari pemberian minuman dingin dan makanan yang dapat merangsang batuk
4. jauhi rangsang mekanis maupun kimiawi yang dapat menimbulkan respon batuk
5. usahakan agar ruangan tetap lembab
Cara terbaik mencegah penyakit adalah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Penyakit batuk umumnya disebabkan radang pada saluran pernafasan atas karena adanya infeksi virus atau peningkatan mukus selama menderita selesma. Untuk itu batuk perlu segera ditanggani sebelum timbul penyakit yang lain. Pada batuk yang merupakan gejala penyakit selesma atau influenza maka pengobatan lebih untuk menekan gejala penyakit yang timbul.
Pemilihan cara penanganan batuk tergantung pada jenisnya. Batuk berdahak penanganannya menggunakan obat-obat golongan ekspektoran (Gliseril guaiakolat, Bromheksin) untuk meluruhkan dahak sehingga mudah dikeluarkan. Sedangkan batuk kering/tidak berdahak dipilih golongan obat antitusif (Dekstrometorfan HBr) yang dapat mengentikan rangsang batuk, menurunkan frekuensi dan intensitas batuk. Pengenalan akan jenis batuk akan membantu dalam pemiliha obat yang tepat.
Penggunaan obat tersebut juga dapat disertai dengan analgesik (mengurangi rasa nyeri), antiinflamasi (antiradang) dan antiseptik (pembunuh kuman). Dalam pengobatan rasional antibiotik hanya diberikan jika batuk yang terjadi ada tumpangan bakteri. Jika batuk tidak disebabkan oleh infeksi bakteri, maka penggunaan antibiotik tidak dibutuhkan. Kebanyakan batuk disebabkan oleh virus dan bersifat bersifat self-limiting (sembuh dengan sendirinya).
Selain penggunaan obat sintesis tersebut juga dilakukan beberapa cara supaya batuk tidak semakin memburuk seperti:
1. memberikan minuman hangat yang dapat menyamankan tenggorokan dan memancing keluarnya dahak
2. menghangatkan bagian dada dan leher dengan minyak kayu putih, balsam atau penghangat lain
3. hindari pemberian minuman dingin dan makanan yang dapat merangsang batuk
4. jauhi rangsang mekanis maupun kimiawi yang dapat menimbulkan respon batuk
5. usahakan agar ruangan tetap lembab
Cara terbaik mencegah penyakit adalah dengan menerapkan pola hidup sehat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar