Senin, 14 April 2008

Vitamin C Dosis Tinggi Terbukti Tidak Efektif

Tanpa kita sadari, produk-produk nutraceutical atau suplemen makanan sebenarnya sangat dekat dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Namun tidak jarang kita acuh dan menganggap produk tersebut sebagai makanan atau minuman belaka. Padahal produk nutraceutical tidak sekedar makanan atau minuman.

Menurut surat keputusan BPOM No. HK.00.05.23.3644 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan, mendefinisikan supleman makanan sebagai produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan, mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral, asam amino, atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi atau efek fisiologi dalam jumlah terkonsentrasi.

Salah satu nutraceutical yang sering digunakan masyarakat adalah produk yang mengandung vitamin C. Namun apakah pemilihan dosis yang digunakan selama ini telah sesuai dengan kebutuhan harian tubuh? Hal ini perlu dilihat kembali mengingat maraknya vitamin C dosis tinggi (mega dosis) yang beredar di pasaran.

Vitamin C sering digunakan untuk pengobatan berbagai penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C dan diberikan dalam jumlah besar. Akan tetapi ternyata efektivitasnya tidak jelas atau tidak terbukti. Peran terapeutik vitamin C sangat kecil dan hanya untuk beberapa indikasi yang disebutkan berlaku bagi vitamin C kerjanya benar-benar ada. Vitamin C juga terbukti tidak bermanfaat untuk kanker lanjut. Selain itu penggunaan mega dosis tidak terbukti efektif untuk aterosklerosis, penyembuhan luka dan skizofrenia.

Pemberian pada keadaan normal tidak menunjukkan efek farmakodinamik yang jelas. Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberiannya akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat. Gejala awal hipovitaminosis C adalah malaise, mudah tersinggung, gangguan emosi, artralgia, hiperkeratosis folikel rambut, pendarahan pada hidung dan petekie. Hipovitaninosis C dapat terjadi karena konsumsi makanan yang salah dan absorpsi yang kurang karena sirosis hati.

AKG vitamin C adalah 35 mg untuk bayi dan kira-kira 60 mg pada dewasa. Kebutuhan ini akan meningkat pada aktivitas tubuh yang berat, tumor, penyinaran dengan sinar Rontgen, penyakit infeksi, penyakit metabolisme, serta selama kehamilan dan menyusui. Kebutuhan ini tidak akan melampaui 300 mg/hari. Karena itu penggunaan sebanyak 1000 mg/hari terlalu berlebih.

Penggunaan vitamin C mega dosis (>1000mg/hari) dapat menyebabkan diare. Selain itu, penggunaan mega dosis dapat meningkatkan bahaya batu ginjal karena sebagian vitamin C dimetabolisme dan diekskresi sebagai oksalat.

Vitamin C dosis tinggi yang digunakan secara parenteral (tidak melalui saluran pencernaan) dapat menyebabkan oksalosis yang meluas, aritmia jantung dan kerusakan ginjal berat. Kegagalan penggunaan kontrasepsi oral yang mengandung etinil estradiol juga dilaporkan akibat penggunaan dosis besar.

Maka dalam penggunaan harian vitamin C, alangkah baiknya jika kita bijak dalam memilih dosis. Apakah tubuh kita memerlukan asupan berlebih atau cukup dalam dosis normal kebutuhan harian tubuh?

Tidak ada komentar: